Sabtu, 06 Mei 2017

SNI 2417:2008


SNI 03-1729-2002


Jawaban Tentang Metode memahami Al-qur'an



Ujian Tengah Semester
Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Mata Kuliah              : Agama Islam 3
Dosen Pengampu      : Yunita Furi Aristyasari., M.Pd.I
Semester/Kelas         : III (Tiga)/ A, B, C, D, E
Program Studi          : Teknik Sipil
Hari/Tanggal             : Jumat, 04 November 2016
Sifat Ujian                 : Take Home

Nama                           : Fadhiel Muhammad Razaqi
Kelas                            : C
N.I.M                           : 20150110114


Jawablah soal-soal berikut!

1. Ada Beberapa macam metode memahami al-Qur’an yang telah dipelajari. Sebagai seseorang yang memiliki keterbatasan ilmu dalam memahami al-Qur’an, menurut saudara metode manakah yang paling tepat untuk memahami al-Qur’an bagi orang tersebut supaya tidak terjadi kekeliruan dalam memahami. Jelaskan alasan jawaban saudara!

Untuk bisa memahami AI-Qur'an dengan baik, ada beberapa metode yang bisa kita lakukan.

1. Memahami AI-Qur'an Dengan AI-Qur'an.
AI-Qur'an merupakan wahyu Allah yang antara satu dengan lainya saling membenarkan dan menafsirkan, karenanya tidak akan kita temukan kontradiksi antara satu ayat dengan ayat
lainya, Allah berfirman yang artinya:
"Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur'an?. Kalau sekiranya AI-Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mandapat pertentangan yang banyak didalamnya."
(Q. S. 4: 82)
Ada banyak contoh tentang memahami ayat dengan ayat AI-Qur'an juga, misalnya Ibnu Katsir menghubungkan ayat 7 dari surat Al-Fatihah (Jalan orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka...) dengan surat An-Nisa: 69, yang artinya:
"Dan barang siapa yang mentaati Allah dan Rasul-Nya mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu; Nabi-nabi, para shidiqin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang yang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebik-baiknya."

2. Memahami AI-Qur'an Dengan Hadits
Disamping dengan ayat atau surat lain, AI-Qur'an juga bisa dipahami dari hadits melalui penjelasan dari Rasulullah SAW, hal ini karena Rasulullah memang bertugas untuk menjelaskan Al-Qur'an yang diturunkan kepadanya. karena itu hadits-haditsnya bisa kita jadikan rujukan untuk memahami suatu ayat.
Diantara contoh tafsir dari hadits Rasulullah SAW adalah sebagaimana yang diriwayatkan oleh lbnu Mas'ud yang artinya: Ketika turun ayat ini:
"Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan imanya dengan kezaliman..."
(Q. S. 6: 82), hal ini sangat meresahkan para sahabat. Mereka bertanya; "Ya Rasulullah, siapakah diantara kita yang tidak berbuat zalim tertiadap dirinya?". Beliau menjawab: "Kezaliman disini bukan seperti yang kamu pahami. Tidakkah kamu mendengar apa yang dikatakan hamba yang shaleh (Luqman), "sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah kezaliman yang besar."
(Q. S. 31: 130). Kezaliman disini adalah syirik.
(HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim).
Di dalam hadits, terdapat juga rincian tentang apa yang diperintah dan apa yang dilarang serta ketentuan hukum yang difardhukan oleh Allah SWT. Maka hadits-hadits semacam ini berarti tatsir atau penjelasan atau suatu ayat didalam Al-Qur'an, misalnya didalam AI-Qur'an kaum Muslimin diperintah untuk menunaikan shalat, namun AI-Qur'an tidak menjelaskan teknis pelaksanaan shalat, maka shalat Nabi yang tergambar didalam hadits merupakan penafsiran ayat tentang shalat, dan begitulah seterusnya sehingga Al-Qur'an memang harus kita pahami dengan hadits-hadits, baik sisi kandungan maupun teknis pelaksanaan dari suatu ayat.

3. Memahami AI-Qur'an Dengan Tafsir Para Ulama.
Kapasitas keilmuan kita yang belum memadai untuk memahami AI-Qur'an secara langsung tidak membuat kita harus berkecil hati untuk bisa memahami Al-Qur'an dengan baik, kita mungkin saja bias memahami Al-Qur'an dengan baik dengan membaca dan mengkaji penafsiran dan para ulama ahli tafsir yang diakui oleh para ulama dan umat Islam pada umumnya.
Kita amat bersyukur karena para ulama itu sangat membantu kita dalam memahami AI-Qur'an dengan kitab yang mereka tulis. Baik ulama dari dalam negeri kita sendiri seperti Prof. Dr. Hamka dengan Tafsir Al Azhar, Prof. Dr. Quraish Shihab dengan Tafsir Al Misbah, Prof. Dr. Hasbi Ash Shiddiqi dengan Tafsir An Nur, dll.
Sedangkan ulama dari luar antara lain: Muhammad bin Jarir bin Yazid bin Khalid bin Kasir Abu Ja'far At Tabari dengan Tafsir At Tabari, Ismail bin Amr Al Qurasyi bin Katsir dengan Tafsir lbnu Katsir hingga Sayyid Qutb dengan Tafsir Fi Zilalil Qur'an, dll.
Demikianlah secara umum beberapa metode yang harus ditempuh dalam upaya memahami Al-Qur'an dengan sebaik-baiknya. Menurut saya, metode yang paling tepat dalam menafsirkan Al-Qur’an adalah dengan hadist & Tafsir Para Ulama. Alasannya, karena permasalahan manusia semakin berkembang dan beraneka ragam, maka mufasir membutuhkan metode ampuh yang mampu menyimpulkan beberapa kandungan al-Quran yang bisa digunakan sebagai solusi terhadap permasalahan yang dialami manusia.  

2. Jelaskan faktor-faktor yang dapat membuat seseorang salah menafsirkan al-Qur’an?
Faktor-faktor yang dapat membuat seseorang salah menafsirkan Al-Qur’an ialah:
a.  Subjektivitas dalam menerapkan metode atau kaidah
b.  Kekeliruan dalam menerapkan metode atau kaidah
c.  Kedangkalan dalam ilmu-ilmu alat
d.  Kedangkalan pengetahuan tentang materi uarain (pembicaraan) ayat
e.  Tidak memperhatikan konteks, baik asbab al-nuzul, hubungan antara ayat, maupun kondisi sosial masyarakat
f.   Tidak memperhatikan siapa pembicara dan terhadap siapa pembicara ditujukan.


3. Tuliskan hadis tentang larangan makan dan minum sambil berdiri. Bisakah hadis tersebut dimaknai dengan pendekatan ilmiah modern? Kemukakan alasan dari jawaban saudara!

عن أنس – رضي الله عنه – ، عن النبيِّ – صلى الله عليه وسلم – : أنه نَهى أن يَشْرَبَ الرَّجُلُ قَائِماً . قَالَ قتادة : فَقُلْنَا لأَنَسٍ : فالأَكْلُ ؟ قَالَ :
ذَلِكَ أَشَرُّ – أَوْ أخْبَثُ – رواه مسلم
Dari Anas radhiyallahu anhu dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam : “Sesungguhnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam melarang seseorang untuk minum berdiri”. Qatadah (seorang tabi’in) berkata : “Kami bertanya kepada Anas, ‘Bagaimana dengan makan sambil berdiri?’ Anas menjawab, ‘Yang demikian itu lebih jelek dan lebih buruk.’ (HR. Muslim)
Alasannya, karena ada hikmah yang terkandung dalam larangan tersebut serta penjelasan ilmiah yang menguatkannya.
”Adab makan dalam Islam ternyata memiliki  hikmah tersendiri,”kata Spesialis Saraf RS PKU Muhammadiyah Bantul dr. Ana Budi Rahayu, SpS.
Bila seseorang makan sambil berdiri, akan terjadi reflux asam lambung, asam lambung akan naik ke esofagus dan membuat sel-sel kerongkongan teriritasi. Hal ini dikarenakan pH asam lambung yang sangat asam (pHnya 1-2,5), Hal ini ditandai dengan gejala panas terbakar yang menyesak di dada heartburn.
”Bila kita tetap membiasakan makan minum sambil berdiri dalam jangka waktu panjang iritasi sel-sel kerongkongan ini akan berakumulasi menyebabkan kanker saluran esofagus,” tuturnya.


Minggu, 03 Agustus 2014

Khasiat Puasa Bagi Kesehatan Jasmani Dan Rohani


KHASIAT PUASA BAGI
KESEHATAN JASMANI DAN ROHANI


 




          




DIBUAT OLEH

FADHIEL MUHAMMAD RAZAQI
WAHYU IKHSANUL MUTTAQIM
ERI ABDILLAH

KELAS

XII

SMAN 10 SAMARINDA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bulan ini ialah bulan dimana, semua umat islam di seluruh dunia, terutama Indonesia khususnya, menyambutnya dengan penuh sukacita. Bulan ini lebih dikenal dengan nama Bulan suci Ramadhan. Pada bulan suci ini, seluruh umat islam melaksanakan ibadah yang sering kita kenal dengan nama “ PUASA “ dan wajib hukumnya bagi kita untuk melaksanakannya.
Namun tidak hanya puasa saja, tapi kita juga harus mengisi puasa tersebut dengan kegiatan-kegiatan bermanfaat yang dapat menambah nilai plus bagi kita di bulan suci Ramadhan ini.
Puasa merupakan kegiatan untuk menahan rasa haus dan lapar mulai dari terbitnya matahari sampai terbenamnya matahari sampai terbenamnya matahari. Beberapa orang hanya menganggap bahwa mengerjakan puasa itu hanya sebatas menahan rasa haus dan lapar saja, tapi tahukah kalian apa saja khasiat dari puasa ini bagi kesehatan kita baik itu kesehatan jasmani maupun juga kesehatan rohani. Research Project saya kali ini akan mengangkat sebuah informasi atau pengetahuan tentang “ Khasiat dari puasa bagi kesehatan jasmani dan rohani “.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Khasiat dari puasa bagi kesehatan jasmani dan Rohani ?

C. Tujuan Penulisan

1.    Agar masyarakat mengerti dan memahami makna dari bulan suci ramadhan.
2.    Supaya masyarakat dapat lebih mendekatkan diri mereka kepada Allah S.W.T

D. Manfaat Penelitian

1. Masyarakat jadi lebih mendekatkan diri kepada Allah S.W.T khususnya dalam hal ibadah.

BAB II
KAJIAN TEORI

A.  Kajian Pustaka

Saum atau puasa dalam islam (Arab: صوم) secara bahasa artinya menahan atau mencegah. Menurut syariat agama Islam artinya menahan diri dari makan dan minum serta segala perbuatan yang bisa membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar hinggalah terbenam matahari, dengan syarat tertentu, untuk meningkatkan ketakwaan seorang muslim. Perintah puasa difirmankan oleh Allah pada Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 183.

"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas umat-umat sebelum kamu, agar kamu bertakwa.”

Puasa dalam bahasa Arab di sebut al-shaum yang berarti menahan (imsak). Sedangkan secara terminologis, puasa adalah suatu ibadah yang diperintahkan Allah kepada hamba-Nya yang beriman dengan cara mengendalikan diri dari syahwat makan, minum, dan hubungan seksual serta perbuatan-perbuatan yang merusak nilai puasa pada waktu siang hari sejak terbit fajar sampai terbenam matahari (MUI DKI Jakarta, 2006:15).

B.  Kerangka Pemikiran

Puasa merupakan salah satu perilaku manusia yang merupakan bentuk ritualistik dalam teori stark tentang aspek aspek dari religiusitas.ritual puasa ini ada pada setiap agama. puasa merupakan bentuk ritual menahan untuk tidak makan dan minum serta menahan dorongan nafs. dalam kajian psikologi psikoanalisa disebutkan bahwa manusia memiliki kecenderungan untuk memperturutkan dorongan ID nya yang bersumber dari kebutuhan fisik.
Kenapa ritual puasa ini penting bagi perkembangan psikis seseorang, tidak lain proses “menahan” inilah yang menempatkan puasa menduduki ritual penting. Menahan untuk tidak makan dan minum menjadikan superego lebih kuat dalam diri seseorang serta memperkuat ego agar tidak mengikuti dorongan dorongan biologis yang mengarah kepada kepuasan dan kenikmatan (pleasure principle). Konstelasi kejiwaan yang demikian akan menyebabkan kehidupan psikis secara keseluruhan lebih baik (psichological well being). (psikoanalisa)
 Perilaku manusia dimotivasi oleh sesuatu yang mendasar. Secara berurutan, dari bawah yaitu fisiologi (makan, minum, seks), rasa aman, kasih sayang, harga diri dan aktulisasi diri. Puncak tertingginya adalah aktualisasi diri. Seorang manusia sudah tidak berpikir tentang harga diri, jika dirinya bisa menuangkan idealisme, berkonsentrasi penuh dalam aktivitas yang dicintainya. Sebagaimana ilustrasi seorang profesor filsafat yang mengajar dengan baju sederhana dan hanya menaiki sepeda. (Maslow)
Sebaliknya, motivasi dasar seorang manusia yang melakukan tindak pencurian, mayoritas adalah karena rasa lapar. Ketiadaan bahan makanan membuat mereka termotivasi mengambil yang bukan haknya. Gerombolan perampok selalu diawali karena kepapaan kolektif, kemiskinan yang marak menggejala. Sehingga selalu saja, alasan tindak kejahatan mayoritas adalah soal ekonomi yang minim.
Seorang pencuri ketika digelandang polisi, mungkin masih bisa tersenyum bahkan tertawa-tawa. Hal itu, karena dia tidak membutuhkan rasa aman atau harga diri. Bandingkan dengan mayoritas kita yang menyelamatkan muka dari malu adalah tindakan yang utama. Digelandang polisi adalah sebuah hal yang sangat memalukan. Gengsi itu bagian dari piramida ketiga Maslow.
Ramadan adalah saat di mana terjadi pengasahan kepekaan spiritual dan intelektual. Siklus hidup diatur sedemikian rupa, laku ritual dinaikkan intensitasnya. Di saat bersamaan ledakan keinginan negatif dilakukan dengan ketat. Menjadi lapar adalah pilihan, tapi berbeda dengan lapar biasa, dalam Ramadan warna, nilai dan spirit yang dikedepankan adalah ihsan. Perasaan selalu berada dalam pengawasan Tuhan.
Itulah sebabnya, teori yang memiliki korelasi dengan puasa justru adalah langkah ketujuh dari The Seven Habits: The Most Effective People (1997) karangan Steven R Covey, yaitu “mengasah gergaji” (sharpen the saw). Kebiasaan mengasah gergaji dihasilkan dari kemampuan pembaruan diri yang diaktualkan secara optimal.
Dikatakan kebiasaan efektif karena dengan terus mengasah gergaji (baca: pengembangan diri) dapat mengurangi kemungkinan yang menyebabkan kegagalan atau kelambanan menyelesaikan masalah akibat perubahan keadaan.
Salah satu kebiasaan efektif yang mampu merubah manusia menjadi berhasil adalah kemampuannya untuk mengasah terus menerus segala tools of life yang dianugerahkan Tuhan kepadanya. Termasuk dalam hal ini adalah jasad, kepekaan intelektual dan ruh spiritual. Model pelatihan itu sudah didesain sedemikian rupa berbentuk siklus tahunan.
Manusia dikategorikan mempunyai pribadi yang tidak sehat dan akan mengalami berbagai masalah apabila hati dan akalnya kurang berfungsi sehingga tidak mampu mengontrol dan mengendalikan kekuatan nafsunya yang selalu mendorong kepada kejahatan. Menurut pandangan Islam, kurang berfungsinya hati dan akal antara lain disebabkan oleh karena terlalu banyak makan dan minum, pandangan ini didasarkan pada Hadis Rasulullah saw (Muhammad, tt., 144) sebagai berikut:
Artinya: Jangan kamu mematikan hatimu (pikiranmu) dengan banyak makanan dan minuman, karena sesungguhnya hati (pikiran) itu bagaikan tana-man, ia akan mati jika terlalu banyak air (Bahasa Indoneisa oleh Muhammad).
Senada dengan Hadist di atas, Luqman Al Hakim, seorang waliullah yang namanya diabadikan dalam Alquran (Muhammad, tt: 145) pernah menasihati anaknya dengan mengatakan:
Artinya: Wahai anakku! Apabila perut besarmu terlalu penuh, maka pikiran menjadi beku, hikmah akan membisu dan anggota badan akan malas mengerjakan ibadah (Bahasa Indonesia oleh Muhammad).

C.  Manfaat

Puasa merupakan salah satu amalan batin yang tidak perlu diketahui oleh orang lain. Saat melaksanakan puasa, seseorang harus mampu menahan keinginan-keinginannya, seperti keinginan untuk makan, minum, marah, keinginan nafsu seksual, dan sebagainya.Orang yang melaksanakan ibadah puasa berarti melatih dirinya untuk membimbing atau mengendalikan hawa nafsu dan menahan diri dari dorongan-dorongan naluri yang bersifat negatif, atau dalam istilah psikologi disebut self-control.
Abu Hurairah, sebagaimana yang diriwayatkan oleh At-Thabrany (dalam Wahjoetomo, 1997: 15), menyatakan bahwa Rasulullah saw bersabda yang artinya “Berpuasalah kamu, niscaya kamu sehat.”
Pengertian sehat sebagai hikmah dari ibadah puasa yang dinyatakan oleh Rasulullah SAW bukan sekedar mengandung pengertian sehat secara fisik/jasmani, tetapi juga mengandung pengertian sehat secara psikis/rohani. Hasil penelitian Wahjoetomo (1997) dan Najib (1990) menyimpulkan bahwa ibadah puasa bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan fisik atau jasmani.
Pada saat seseorang melaksanakan ibadah puasa, maka terjadi pengurangan jumlah makanan yang masuk ke dalam tubuhnya sehingga kerja beberapa organ tubuh seperti hati, ginjal, dan lambung terkurangi. Puasa memberikan kesempatan kepada metabolisme (pencernaan) untuk beristirahat beberapa jam sehingga efektivitas fungsionalnya akan selalu normal dan semakin terjamin. Di samping memberikan kesempatan kepada metabolisme (pencernaan) untuk beristirahat beberapa jam, puasa juga memberikan kesempatan kepada otot jantung untuk memperbaiki vitalitas dan kekuatan sel-selnya.
Disamping bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan fisik atau jasmani, Cott (Ancok & Suroso, 1995), seorang ahli jiwa bangsa Amerika, menyebutkan bahwa pernah dilakukan eksperimen untuk menyembuhkan gangguan kejiwaan dengan cara berpuasa. Eksperimen tersebut dilaku-kan oleh Dr. Nicolayev, seorang guru besar pada The Moscow Psychiatric Institute. Subyek penelitian dibagi menjadi dua kelompok yang sama besar baik usia maupun berat ringannya penyakit yang diderita. Kelompok pertama diberi pengobatan dengan ramuan obat-obatan, sedangkan kelompok kedua diperintahkan untuk berpuasa selama 30 hari. Hasil eksperimen tersebut menyimpulkan bahwa pasien-pasien yang tidak bisa disembuhkan dengan terapi medik ternyata bisa disembuhkan dengan cara berpuasa, selain itu kemungkinan pasien untuk tidak kambuh lagi setelah 6 tahun kemudian ternyata tinggi dengan terapi melalui puasa. Cott juga menyebutkan bahwa penyakit susah tidur (insomnia), dan rasa rendah diri juga dapat disembuhkan dengan cara melakukan puasa.
Puasa juga berpengaruh pada kesehatan mental. Ganguan mental dapat berakar dari tidak terpenuhinya kebutuhan psikis dasar yang berasal dari kekhasan eksistensi manusia yang harus dipuaskan, tetapi cara memuaskan psikis itu bermacam-macam, dan perbedaan cara pemuasan kebutuhan tersebut serupa dengan perbedaan tingkat gangguan mental. Zakiah Daradjat (1995:78) menuturkan, pelaksanaan agama dalam kehidupan sehari-hari dapat membentengi seseorang dari gangguan jiwa (mental) dan dapat pula mengembalikan jiwa bagi orang yang gelisah. Karena kegelisahan dan kecemasan yang tidak berujung pangkal itu, pada umumnya berakar dari ketidak puasan dan kekecewaan, sedangkan agama dapat menolong seseorang untuk menerima kekecewaan sementara dengan jalan memohon ridla Allah dan terbayangkan kebahagian yang akan dirasakan di kemudian hari.
Manfaat puasa yang lain juga dapat dibuktikan secara alamiah adalah peremajaan kambali dan perpanjangan harapan hidup. Metabolism yang lebih rendah, produksi protein yang lebih efsian, meningkatnya system kekebalan, dan bertambahnya produsi hormon, berkontribusi terhadap manfaat puasa.
Sedangkan menurut beberapa penelitian lain, puasa dapat memperbaiki kolesterol darah. Kadar kolesterol darah yang tinggi dalam jangka panjang akan menyumbat saluran pembuluh darah dalam dentuk aterosklerosis (pengapuran atau pengerasan pembuluh darah). Yang mana dari hasil panelitian ini dapat miningkatkan kolesterol darah HDL, yang dikenal sebagai kolesterol darah baik karena dapat menurangi resiko terkadinya aterosklerosis, sebesar 25 mg persen dan menurunkan lemak trgliserol sekitar 20 mg persen. Lemak trigliserol merupakan bahan pembentuk kolesterol LDL yang dikenal sebagai kolesterol jahat, karena memiliki sifat berlawanan dengan HDL. Dengan puasa dapat mengurangi risiko terjadinya stroke.















BAB III
METODOLOGI

A. Jenis Penelitian

Sejalan dengan tujuan yang ingin diperoleh dalam penelitian ini, maka jenis penelitian ini adalah Penelitian Penjelasan. Yang dimaksud dengan Penelitian Penjelasan adalah Penelitian yang menyoroti hubungan antar variable dengan menggunakan kerangka pemikiran terlebih dahulu, kemudian dirumuskan dalam bentuk hipotesis.

B.  Definisi Operasional

Untuk memperjelas ruang lingkup penelitian ini, maka dari masing-masing definisi Operasional dapat dijelaskan seperti berikut.

a. Definisi Operasional

Merupakan suatu definisi mengenai variable yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variable tersebut yang dapat diamati.
Puasa adalah pangkal segala obat terutama dalam bidang kesehatan baik jasmani maupun rohani, terapi kesehatan jiwa yang hakekatnya adalah pengendalian diri serta kemampuan ini merupakan salah satu ciri utama jiwa yang sehat, mengendalikan stress terutama dalam keadaan yang penuh tekanan sehingga mereka tidak bisa merasakan  kehidupan yang damai dan tenang. Disinilah peranan puasa sebagai pengendali stress. Minimal bisa membangkitkan energy mental agar bersemangat, percaya diri dan optimis, sehingga bersikap pantang mundur serta selalu terpacu untuk mencapai prestasi (Susetyo, 2008:16)

C.  Sumber data

Adapun data yang dipergunakan yaitu :

a. Data Primer

Adapun yang akan dijadikan subyek dalam penelitian adalah Teman-teman dari Langgar “ NURUL JANNAH “ dimaksudkan untuk pengambilansampel penelitian.

b. Data Sekunder

Data penunjang dari data primer yang diperoleh melalui buku-buku dan dokumen maupun lainnya yang berkaitan dengan permasalahan yang ada. Data sekunder bersumber dari perpustakaan, dokumen-dokumen yang tersimpan di lembaga-lembaga/Instansi yang umumnya berupa file-file di Pepustakaan Daerah Kalimantan Timur.

D.  Populasi Dan Sampel

Populasi didefinisikan sebagai kelompok subjek yang hendak dikenai generalisasi hasil penelitian. Populasi penelitian ini adalah seluruh warga yang ada disekitar Langgar “ NURUL JANNAH “. Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi. Artinya, sejumlah individu yang diambil dari populasi atau dapat dikatakan objek yang sesungguhnya dari penelitian.

E.  Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data dengan melakukan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Metode ini digunakan untuk mengamati langsung keadaan pemuda-pemuda di Langgar “ NURUL JANNAH “ dalam melakukan puasa.



b. Interview

Interview atau wawancara adalah percakapan yang dilakukan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu, wawancara (interviwer) dan wawancara (Lexy, 2005: 186). Metode ini digunakan untuk memperoleh informasi-informasi dari Ustadz dan pemuda-pemuda yang dapat dijadikan sumber data tentang Khasiat Puasa Bagi Kesehatan Jasmani dan Rohani.
































BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.  Manfaat

Ketika Ramadhan tiba, umat islam mendapatkan kesempatan untuk berburu pahala sebanyak-banyaknya. Salah satunya ibadah wajib di bulan ramadhan adalah puasa, yaitu menahan rasa lapar dan haus serta menahan hawa nafsu dari terbitnya matahari sampai terbenamnya matahari.
Puasa di bulan ramadhan dilakukan selama 29-30 hari dan berakhir pada tanggal 1 Syawal. Dibalik ibadah ini menyimpan berbagai macam hikmah dan manfaat bagi diri kita, yaitu tentunya kesehatan jasmani dan rohani.
Kesehatan Jasmani berkaitan dengan kondisi badan kita secara fisik, sedangkan kesehatan rohani berkaitan dengan hati atau mental kita. Berikut Khasiat Puasa bagi kesehatan jasmani dan rohani.

Manfaat Puasa Ramadhan bagi kesehatan rohani :

1. Pikiran lebih tenang dan tentram

“   Selama bulan puasa tingkah laku menjadi lebih sabar dan tenang dalam menghadapi masalah .” (Ustadz Syarwani)

“ Pelaksanaan agama dalam kehidupan sehari-hari dapat membentengi seseorang dari gangguan jiwa (mental) dan dapat pula mengembalikan jiwa bagi orang yang gelisah. Karena kegelisahan dan kecemasan yang tidak berujung pangkal itu, pada umumnya berakar dari ketidak puasan dan kekecewaan, sedangkan agama dapat menolong seseorang untuk menerima kekecewaan sementara dengan jalan memohon ridla Allah dan terbayangkan kebahagian yang akan dirasakan di kemudian hari. “ Zakiah Daradjat (1995:78)

2. Intensitas Iman dan ibadah meningkat

“ Selama di bulan ramadhan kegiatan beribadah menjadi meningkat terutama Shalat dan mengaji .” (Ustadz Syarwani)


Manfaat Puasa Ramadhan bagi kesehatan jasmani :

1. Menyehatkan Ginjal

Fungsi ginjal akan maksimal bila kekuatan osmosis urin mencapai 1000 sampai 12.000 ml osmosis/kg air. Dengan kurangnya asupan air pada saat puasa maka target tersebut dapat tercapai.

2. Mencegah Diabetes

Diabetes disebabkan karena tingginya kadar gula dan kolesterol dalam tubuh. Dengan berpuasa konsumsi gula dan makanan berlemak akan lebih terkontrol sehingga dapat mencegah diabetes dan penyakit keturunan.

3. Mencegah Obesitas

Puasa akan mampu mencegah obesitas karena saluran pencernaan dan usus akan lebih bersih dari endapan sisa makanan. Jika pencernaan bersih  maka sisa endapan yang menumpuk di perut tidak ada sehingga membuat badan lebih sehat dan tidak memiliki berat badan berlebih.

4. Baik untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah

Penyakit Jantung merupakan penyakit yang ditakuti banyak orang. Penyakit ini telah membunuh banyak orang karena adanya gaya hidup yang tak sehat. Untungnya dengan berpuasa, kita akan membantu meningkatkan kesehatan jantung sehingga terbebas dari resiko serangan jantung. Ketika berpuasa tubuh melakukan peningkatan HDL dan penurunan LDL yang berdasarkan penelitian beberapa pakar akan sangat baik untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah.

5. Mencegah penyakit kronis

Puasa menahan rasa lapar dan haus serta menahan amarah. Keadaan ini akan semakin tenang sehingga dapat menurunkan kadar adrenalin dalam tubuh. Turunnya adrenalin akan mencegah pembentukan kolesterol dan kontraksi empedu yang lebih baik sehingga dapat mencegah timbulnya penyakit kronis seperti jantung coroner dan stroke.

6. Mampu berpikir lebih tajam dan kreatif

Puasa membuat pikiran menjadi lebih tenang dan juga melambat, uniknya menurut penelitian ternyata pikiran yang melambat ini membuatya justru bekerja lebih tajam. Selain itu ditinjau dari segi insting, masalah rasa lapar adalah masalah kelanjutan hidup sehingga wajar jika rasa lapar memaksa kita untuk berpikiran lebih tajam dan kreatif.


7. Meningkatkan kekebalan tubuh

dibalik kewajiban menahan rasa haus dan lapar serta menahan hawa nafsu mulai dari setelah waktu sahur sampai waktu maghri, puasa juga menyimpan banyak maslahat bagi manusia. Manfaat puasa selain meningkatkan aspek rohani, juga meningkatkan daya tahan tubuh serta meremajakan tubuh dari sel-sel yang telah mati.

8. Menyembuhkan nyeri sendi

Sel penetral alami dalam tubuh akan meningkat saat puasa. Dengan ini lambat laun penyakit encok dan nyeri sendi akan menuju kesembuhan. Sebuah penelitain para pakar menemukan adanya korelasi antara meningkatnya kemampuan sel penetral (Pembasmi bakteri) dengan membaiknya radang sendi penyebab encok.

9. Menyembuhkan Penyakit Jiwa

Cott (Ancok & Suroso, 1995), seorang ahli jiwa bangsa Amerika, menyebutkan bahwa pernah dilakukan eksperimen untuk menyembuhkan gangguan kejiwaan dengan cara berpuasa. Eksperimen tersebut dilaku-kan oleh Dr. Nicolayev, seorang guru besar pada The Moscow Psychiatric Institute. Subyek penelitian dibagi menjadi dua kelompok yang sama besar baik usia maupun berat ringannya penyakit yang diderita. Kelompok pertama diberi pengobatan dengan ramuan obat-obatan, sedangkan kelompok kedua diperintahkan untuk berpuasa selama 30 hari. Hasil eksperimen tersebut menyimpulkan bahwa pasien-pasien yang tidak bisa disembuhkan dengan terapi medik ternyata bisa disembuhkan dengan cara berpuasa, selain itu kemungkinan pasien untuk tidak kambuh lagi setelah 6 tahun kemudian ternyata tinggi dengan terapi melalui puasa. Cott juga menyebutkan bahwa penyakit susah tidur (insomnia), dan rasa rendah diri juga dapat disembuhkan dengan cara melakukan puasa.





























BAB V
PENUTUP

A.  Kesimpulan

Puasa sangat menyehatkan untuk tubuh dan dapat menjadi suatu metode detoksifikasi (pembersihan darah) yang sangat baik. Abdul Mujib, M. Ag dan Jusuf Mudzakir, Msi, dalam buku berjudul Nuansa-Nuansa Psikologi Islam, menulis dengan puasa fisik seperti menahan lapar, minum, dan hubungan seksual, maupun puasa psikis seperti manahan hawa nafsu dari mencuri, marah, dengki, iri hati, angkuh, perilaku agrsif dan sebagainya, maka akan mengobati rasa sakit seseorang yang bersemayam dihatinya.

B.  Saran


   Masyarakat terutama para pemuda sebaiknya menjadikan puasa ramadhan ini sebagai suatu kegiatan yang bermanfaat bagi kesehatan baik kesehatan jasmani maupun kesehatan rohani, serta menjadikan diri kita menjadi lebih dekat kepada Allah S.W.T.