Legend Blog
Sabtu, 06 Mei 2017
Jawaban Tentang Metode memahami Al-qur'an
Ujian Tengah
Semester
Program Studi
Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta
Mata Kuliah : Agama Islam 3
Dosen Pengampu : Yunita Furi Aristyasari., M.Pd.I
Semester/Kelas : III (Tiga)/ A, B, C, D, E
Program Studi : Teknik Sipil
Hari/Tanggal : Jumat, 04 November 2016
Sifat Ujian : Take Home
Nama :
Fadhiel Muhammad Razaqi
Kelas : C
N.I.M :
20150110114
Jawablah soal-soal
berikut!
1. Ada
Beberapa macam metode memahami al-Qur’an yang telah dipelajari. Sebagai
seseorang yang memiliki keterbatasan ilmu dalam memahami al-Qur’an, menurut
saudara metode manakah yang paling tepat untuk memahami al-Qur’an bagi orang
tersebut supaya tidak terjadi kekeliruan dalam memahami. Jelaskan alasan
jawaban saudara!
Untuk bisa memahami AI-Qur'an dengan baik, ada beberapa metode yang bisa
kita lakukan.
1. Memahami AI-Qur'an Dengan AI-Qur'an.
AI-Qur'an merupakan wahyu Allah yang antara satu dengan lainya saling
membenarkan dan menafsirkan, karenanya tidak akan kita temukan kontradiksi
antara satu ayat dengan ayat
lainya, Allah berfirman yang artinya:
"Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur'an?. Kalau sekiranya AI-Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mandapat pertentangan yang banyak didalamnya."
(Q. S. 4: 82)
lainya, Allah berfirman yang artinya:
"Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur'an?. Kalau sekiranya AI-Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mandapat pertentangan yang banyak didalamnya."
(Q. S. 4: 82)
Ada banyak contoh tentang memahami ayat dengan ayat AI-Qur'an juga,
misalnya Ibnu Katsir menghubungkan ayat 7 dari surat Al-Fatihah (Jalan orang
yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka...) dengan surat An-Nisa:
69, yang artinya:
"Dan barang siapa yang mentaati Allah dan Rasul-Nya mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu; Nabi-nabi, para shidiqin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang yang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebik-baiknya."
"Dan barang siapa yang mentaati Allah dan Rasul-Nya mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu; Nabi-nabi, para shidiqin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang yang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebik-baiknya."
2. Memahami AI-Qur'an Dengan Hadits
Disamping dengan ayat atau surat lain, AI-Qur'an juga bisa dipahami dari
hadits melalui penjelasan dari Rasulullah SAW, hal ini karena Rasulullah memang
bertugas untuk menjelaskan Al-Qur'an yang diturunkan kepadanya. karena itu
hadits-haditsnya bisa kita jadikan rujukan untuk memahami suatu ayat.
Diantara contoh tafsir dari hadits Rasulullah SAW adalah sebagaimana yang
diriwayatkan oleh lbnu Mas'ud yang artinya: Ketika turun ayat ini:
"Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan imanya dengan kezaliman..."
(Q. S. 6: 82), hal ini sangat meresahkan para sahabat. Mereka bertanya; "Ya Rasulullah, siapakah diantara kita yang tidak berbuat zalim tertiadap dirinya?". Beliau menjawab: "Kezaliman disini bukan seperti yang kamu pahami. Tidakkah kamu mendengar apa yang dikatakan hamba yang shaleh (Luqman), "sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah kezaliman yang besar."
(Q. S. 31: 130). Kezaliman disini adalah syirik.
(HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim).
"Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan imanya dengan kezaliman..."
(Q. S. 6: 82), hal ini sangat meresahkan para sahabat. Mereka bertanya; "Ya Rasulullah, siapakah diantara kita yang tidak berbuat zalim tertiadap dirinya?". Beliau menjawab: "Kezaliman disini bukan seperti yang kamu pahami. Tidakkah kamu mendengar apa yang dikatakan hamba yang shaleh (Luqman), "sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah kezaliman yang besar."
(Q. S. 31: 130). Kezaliman disini adalah syirik.
(HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim).
Di dalam hadits, terdapat juga rincian tentang apa yang diperintah dan apa
yang dilarang serta ketentuan hukum yang difardhukan oleh Allah SWT. Maka
hadits-hadits semacam ini berarti tatsir atau penjelasan atau suatu ayat
didalam Al-Qur'an, misalnya didalam AI-Qur'an kaum Muslimin diperintah untuk
menunaikan shalat, namun AI-Qur'an tidak menjelaskan teknis pelaksanaan shalat,
maka shalat Nabi yang tergambar didalam hadits merupakan penafsiran ayat
tentang shalat, dan begitulah seterusnya sehingga Al-Qur'an memang harus kita
pahami dengan hadits-hadits, baik sisi kandungan maupun teknis pelaksanaan dari
suatu ayat.
3. Memahami AI-Qur'an Dengan Tafsir Para Ulama.
Kapasitas keilmuan kita yang belum memadai untuk memahami AI-Qur'an secara
langsung tidak membuat kita harus berkecil hati untuk bisa memahami Al-Qur'an
dengan baik, kita mungkin saja bias memahami Al-Qur'an dengan baik dengan
membaca dan mengkaji penafsiran dan para ulama ahli tafsir yang diakui oleh
para ulama dan umat Islam pada umumnya.
Kita amat bersyukur karena para ulama itu sangat membantu kita dalam
memahami AI-Qur'an dengan kitab yang mereka tulis. Baik ulama dari dalam negeri
kita sendiri seperti Prof. Dr. Hamka dengan Tafsir Al Azhar, Prof. Dr.
Quraish Shihab dengan Tafsir Al Misbah, Prof. Dr. Hasbi Ash Shiddiqi
dengan Tafsir An Nur, dll.
Sedangkan ulama dari luar antara lain: Muhammad bin Jarir bin Yazid bin
Khalid bin Kasir Abu Ja'far At Tabari dengan Tafsir At Tabari, Ismail
bin Amr Al Qurasyi bin Katsir dengan Tafsir lbnu Katsir hingga Sayyid Qutb
dengan Tafsir Fi Zilalil Qur'an, dll.
Demikianlah secara umum beberapa metode yang harus ditempuh dalam upaya
memahami Al-Qur'an dengan sebaik-baiknya. Menurut saya, metode yang paling
tepat dalam menafsirkan Al-Qur’an adalah dengan hadist & Tafsir Para Ulama.
Alasannya, karena permasalahan manusia semakin
berkembang dan beraneka ragam, maka mufasir membutuhkan metode ampuh yang mampu
menyimpulkan beberapa kandungan al-Quran yang bisa digunakan sebagai solusi
terhadap permasalahan yang dialami manusia.
2. Jelaskan
faktor-faktor yang dapat membuat seseorang salah menafsirkan al-Qur’an?
Faktor-faktor yang dapat membuat seseorang salah
menafsirkan Al-Qur’an ialah:
a. Subjektivitas dalam menerapkan metode atau kaidah
b. Kekeliruan dalam menerapkan metode atau kaidah
c. Kedangkalan dalam ilmu-ilmu alat
d. Kedangkalan pengetahuan tentang materi uarain (pembicaraan)
ayat
e. Tidak memperhatikan konteks, baik asbab al-nuzul, hubungan
antara ayat, maupun kondisi sosial masyarakat
f. Tidak memperhatikan siapa pembicara dan terhadap siapa
pembicara ditujukan.
3. Tuliskan
hadis tentang larangan makan dan minum sambil berdiri. Bisakah hadis tersebut
dimaknai dengan pendekatan ilmiah modern? Kemukakan alasan dari jawaban
saudara!
عن أنس – رضي الله عنه – ، عن النبيِّ – صلى الله عليه وسلم – : أنه نَهى أن
يَشْرَبَ الرَّجُلُ قَائِماً . قَالَ قتادة : فَقُلْنَا لأَنَسٍ : فالأَكْلُ ؟ قَالَ
:
ذَلِكَ أَشَرُّ – أَوْ أخْبَثُ – رواه مسلم
Dari Anas
radhiyallahu anhu dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam : “Sesungguhnya
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam melarang seseorang untuk minum
berdiri”. Qatadah (seorang tabi’in) berkata : “Kami bertanya kepada Anas, ‘Bagaimana
dengan makan sambil berdiri?’ Anas menjawab, ‘Yang demikian itu lebih jelek dan
lebih buruk.’ (HR. Muslim)
Alasannya, karena ada hikmah yang terkandung
dalam larangan tersebut serta penjelasan ilmiah yang menguatkannya.
”Adab makan dalam Islam ternyata memiliki hikmah tersendiri,”kata
Spesialis Saraf RS PKU Muhammadiyah Bantul dr. Ana Budi Rahayu, SpS.
Bila seseorang makan sambil berdiri, akan terjadi reflux asam
lambung, asam lambung akan naik ke esofagus dan membuat sel-sel kerongkongan
teriritasi. Hal ini dikarenakan pH asam lambung yang sangat asam (pHnya
1-2,5), Hal ini ditandai dengan gejala panas terbakar yang menyesak di dada
heartburn.
”Bila kita tetap membiasakan makan minum sambil berdiri dalam jangka
waktu panjang iritasi sel-sel kerongkongan ini akan berakumulasi menyebabkan
kanker saluran esofagus,” tuturnya.
Minggu, 03 Agustus 2014
Khasiat Puasa Bagi Kesehatan Jasmani Dan Rohani
KHASIAT PUASA BAGI
KESEHATAN JASMANI DAN ROHANI
DIBUAT OLEH
FADHIEL MUHAMMAD RAZAQI
WAHYU IKHSANUL MUTTAQIM
ERI ABDILLAH
KELAS
XII
SMAN 10 SAMARINDA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bulan ini ialah bulan dimana, semua umat islam di seluruh
dunia, terutama Indonesia khususnya, menyambutnya dengan penuh sukacita. Bulan
ini lebih dikenal dengan nama Bulan suci Ramadhan. Pada bulan suci ini, seluruh
umat islam melaksanakan ibadah yang sering kita kenal dengan nama “ PUASA “ dan
wajib hukumnya bagi kita untuk melaksanakannya.
Namun tidak hanya puasa saja, tapi kita juga harus mengisi
puasa tersebut dengan kegiatan-kegiatan bermanfaat yang dapat menambah nilai
plus bagi kita di bulan suci Ramadhan ini.
Puasa merupakan kegiatan untuk menahan rasa haus dan lapar
mulai dari terbitnya matahari sampai terbenamnya matahari sampai terbenamnya
matahari. Beberapa orang hanya menganggap bahwa mengerjakan puasa itu hanya
sebatas menahan rasa haus dan lapar saja, tapi tahukah kalian apa saja khasiat
dari puasa ini bagi kesehatan kita baik itu kesehatan jasmani maupun juga
kesehatan rohani. Research Project saya kali ini akan mengangkat sebuah
informasi atau pengetahuan tentang “ Khasiat dari puasa bagi kesehatan jasmani
dan rohani “.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa Khasiat dari puasa bagi kesehatan jasmani dan Rohani ?
C. Tujuan Penulisan
1. Agar masyarakat mengerti
dan memahami makna dari bulan suci ramadhan.
2.
Supaya
masyarakat dapat lebih mendekatkan diri mereka kepada Allah S.W.T
D. Manfaat Penelitian
1. Masyarakat jadi lebih mendekatkan diri kepada Allah S.W.T
khususnya dalam hal ibadah.
BAB II
KAJIAN
TEORI
A. Kajian Pustaka
Saum
atau puasa dalam islam (Arab: صوم) secara bahasa artinya menahan atau mencegah.
Menurut syariat agama Islam artinya menahan diri dari makan dan minum serta
segala perbuatan yang bisa membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar hinggalah
terbenam matahari, dengan syarat tertentu, untuk meningkatkan ketakwaan seorang
muslim. Perintah puasa difirmankan oleh Allah pada Al-Quran surat Al-Baqarah
ayat 183.
"Hai
orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas umat-umat sebelum kamu, agar kamu bertakwa.”
Puasa
dalam bahasa Arab di sebut al-shaum yang berarti menahan (imsak). Sedangkan
secara terminologis, puasa adalah suatu ibadah yang diperintahkan Allah kepada
hamba-Nya yang beriman dengan cara mengendalikan diri dari syahwat makan,
minum, dan hubungan seksual serta perbuatan-perbuatan yang merusak nilai puasa
pada waktu siang hari sejak terbit fajar sampai terbenam matahari (MUI DKI
Jakarta, 2006:15).
B. Kerangka Pemikiran
Puasa
merupakan salah satu perilaku manusia yang merupakan bentuk ritualistik dalam
teori stark tentang aspek aspek dari religiusitas.ritual puasa ini ada pada
setiap agama. puasa merupakan bentuk ritual menahan untuk tidak makan dan minum
serta menahan dorongan nafs. dalam kajian psikologi psikoanalisa disebutkan
bahwa manusia memiliki kecenderungan untuk memperturutkan dorongan ID nya yang
bersumber dari kebutuhan fisik.
Kenapa
ritual puasa ini penting bagi perkembangan psikis seseorang, tidak lain proses
“menahan” inilah yang menempatkan puasa menduduki ritual penting. Menahan untuk
tidak makan dan minum menjadikan superego lebih kuat dalam diri seseorang serta
memperkuat ego agar tidak mengikuti dorongan dorongan biologis yang mengarah
kepada kepuasan dan kenikmatan (pleasure principle). Konstelasi kejiwaan yang
demikian akan menyebabkan kehidupan psikis secara keseluruhan lebih baik
(psichological well being). (psikoanalisa)
Perilaku manusia dimotivasi oleh sesuatu yang
mendasar. Secara berurutan, dari bawah yaitu fisiologi (makan, minum, seks),
rasa aman, kasih sayang, harga diri dan aktulisasi diri. Puncak tertingginya
adalah aktualisasi diri. Seorang manusia sudah tidak berpikir tentang harga
diri, jika dirinya bisa menuangkan idealisme, berkonsentrasi penuh dalam
aktivitas yang dicintainya. Sebagaimana ilustrasi seorang profesor filsafat
yang mengajar dengan baju sederhana dan hanya menaiki sepeda. (Maslow)
Sebaliknya, motivasi
dasar seorang manusia yang melakukan tindak pencurian, mayoritas adalah karena
rasa lapar. Ketiadaan bahan makanan membuat mereka termotivasi mengambil yang
bukan haknya. Gerombolan perampok selalu diawali karena kepapaan kolektif,
kemiskinan yang marak menggejala. Sehingga selalu saja, alasan tindak kejahatan
mayoritas adalah soal ekonomi yang minim.
Seorang
pencuri ketika digelandang polisi, mungkin masih bisa tersenyum bahkan
tertawa-tawa. Hal itu, karena dia tidak membutuhkan rasa aman atau harga diri.
Bandingkan dengan mayoritas kita yang menyelamatkan muka dari malu adalah
tindakan yang utama. Digelandang polisi adalah sebuah hal yang sangat
memalukan. Gengsi itu bagian dari piramida ketiga Maslow.
Ramadan adalah saat di
mana terjadi pengasahan kepekaan spiritual dan intelektual. Siklus hidup diatur
sedemikian rupa, laku ritual dinaikkan intensitasnya. Di saat bersamaan ledakan
keinginan negatif dilakukan dengan ketat. Menjadi lapar adalah pilihan, tapi
berbeda dengan lapar biasa, dalam Ramadan warna, nilai dan spirit yang
dikedepankan adalah ihsan. Perasaan selalu berada dalam pengawasan Tuhan.
Itulah sebabnya, teori
yang memiliki korelasi dengan puasa justru adalah langkah ketujuh dari The
Seven Habits: The Most Effective People (1997) karangan Steven R Covey, yaitu
“mengasah gergaji” (sharpen the saw). Kebiasaan mengasah gergaji dihasilkan
dari kemampuan pembaruan diri yang diaktualkan secara optimal.
Dikatakan kebiasaan
efektif karena dengan terus mengasah gergaji (baca: pengembangan diri) dapat
mengurangi kemungkinan yang menyebabkan kegagalan atau kelambanan menyelesaikan
masalah akibat perubahan keadaan.
Salah
satu kebiasaan efektif yang mampu merubah manusia menjadi berhasil adalah
kemampuannya untuk mengasah terus menerus segala tools of life yang
dianugerahkan Tuhan kepadanya. Termasuk dalam hal ini adalah jasad, kepekaan
intelektual dan ruh spiritual. Model pelatihan itu sudah didesain sedemikian
rupa berbentuk siklus tahunan.
Manusia dikategorikan
mempunyai pribadi yang tidak sehat dan akan mengalami berbagai masalah apabila
hati dan akalnya kurang berfungsi sehingga tidak mampu mengontrol dan
mengendalikan kekuatan nafsunya yang selalu mendorong kepada kejahatan. Menurut
pandangan Islam, kurang berfungsinya hati dan akal antara lain disebabkan oleh
karena terlalu banyak makan dan minum, pandangan ini didasarkan pada Hadis
Rasulullah saw (Muhammad, tt., 144) sebagai berikut:
Artinya: Jangan kamu
mematikan hatimu (pikiranmu) dengan banyak makanan dan minuman, karena
sesungguhnya hati (pikiran) itu bagaikan tana-man, ia akan mati jika terlalu
banyak air (Bahasa Indoneisa oleh Muhammad).
Senada dengan Hadist di
atas, Luqman Al Hakim, seorang waliullah yang namanya diabadikan dalam Alquran
(Muhammad, tt: 145) pernah menasihati anaknya dengan mengatakan:
Artinya:
Wahai anakku! Apabila perut besarmu terlalu penuh, maka pikiran menjadi beku,
hikmah akan membisu dan anggota badan akan malas mengerjakan ibadah (Bahasa
Indonesia oleh Muhammad).
C. Manfaat
Puasa merupakan salah
satu amalan batin yang tidak perlu diketahui oleh orang lain. Saat melaksanakan
puasa, seseorang harus mampu menahan keinginan-keinginannya, seperti keinginan
untuk makan, minum, marah, keinginan nafsu seksual, dan sebagainya.Orang yang
melaksanakan ibadah puasa berarti melatih dirinya untuk membimbing atau
mengendalikan hawa nafsu dan menahan diri dari dorongan-dorongan naluri yang
bersifat negatif, atau dalam istilah psikologi disebut self-control.
Abu Hurairah, sebagaimana
yang diriwayatkan oleh At-Thabrany (dalam Wahjoetomo, 1997: 15), menyatakan
bahwa Rasulullah saw bersabda yang artinya “Berpuasalah kamu, niscaya kamu
sehat.”
Pengertian sehat sebagai
hikmah dari ibadah puasa yang dinyatakan oleh Rasulullah SAW bukan sekedar
mengandung pengertian sehat secara fisik/jasmani, tetapi juga mengandung
pengertian sehat secara psikis/rohani. Hasil penelitian Wahjoetomo (1997) dan
Najib (1990) menyimpulkan bahwa ibadah puasa bermanfaat untuk meningkatkan
kesehatan fisik atau jasmani.
Pada saat
seseorang melaksanakan ibadah puasa, maka terjadi pengurangan jumlah makanan
yang masuk ke dalam tubuhnya sehingga kerja beberapa organ tubuh seperti hati,
ginjal, dan lambung terkurangi. Puasa memberikan kesempatan kepada metabolisme
(pencernaan) untuk beristirahat beberapa jam sehingga efektivitas fungsionalnya
akan selalu normal dan semakin terjamin. Di samping memberikan kesempatan
kepada metabolisme (pencernaan) untuk beristirahat beberapa jam, puasa juga
memberikan kesempatan kepada otot jantung untuk memperbaiki vitalitas dan
kekuatan sel-selnya.
Disamping
bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan fisik atau jasmani, Cott (Ancok &
Suroso, 1995), seorang ahli jiwa bangsa Amerika, menyebutkan bahwa pernah
dilakukan eksperimen untuk menyembuhkan gangguan kejiwaan dengan cara berpuasa.
Eksperimen tersebut dilaku-kan oleh Dr. Nicolayev, seorang guru besar pada The
Moscow Psychiatric Institute. Subyek penelitian dibagi menjadi dua kelompok
yang sama besar baik usia maupun berat ringannya penyakit yang diderita.
Kelompok pertama diberi pengobatan dengan ramuan obat-obatan, sedangkan
kelompok kedua diperintahkan untuk berpuasa selama 30 hari. Hasil eksperimen
tersebut menyimpulkan bahwa pasien-pasien yang tidak bisa disembuhkan dengan
terapi medik ternyata bisa disembuhkan dengan cara berpuasa, selain itu
kemungkinan pasien untuk tidak kambuh lagi setelah 6 tahun kemudian ternyata
tinggi dengan terapi melalui puasa. Cott juga menyebutkan bahwa penyakit susah
tidur (insomnia), dan rasa rendah diri juga dapat disembuhkan dengan cara
melakukan puasa.
Puasa
juga berpengaruh pada kesehatan mental. Ganguan mental dapat berakar dari tidak
terpenuhinya kebutuhan psikis dasar yang berasal dari kekhasan eksistensi
manusia yang harus dipuaskan, tetapi cara memuaskan psikis itu bermacam-macam,
dan perbedaan cara pemuasan kebutuhan tersebut serupa dengan perbedaan tingkat
gangguan mental. Zakiah Daradjat (1995:78) menuturkan, pelaksanaan agama dalam
kehidupan sehari-hari dapat membentengi seseorang dari gangguan jiwa (mental)
dan dapat pula mengembalikan jiwa bagi orang yang gelisah. Karena kegelisahan
dan kecemasan yang tidak berujung pangkal itu, pada umumnya berakar dari
ketidak puasan dan kekecewaan, sedangkan agama dapat menolong seseorang untuk
menerima kekecewaan sementara dengan jalan memohon ridla Allah dan terbayangkan
kebahagian yang akan dirasakan di kemudian hari.
Manfaat puasa yang lain
juga dapat dibuktikan secara alamiah adalah peremajaan kambali dan perpanjangan
harapan hidup. Metabolism yang lebih rendah, produksi protein yang lebih
efsian, meningkatnya system kekebalan, dan bertambahnya produsi hormon,
berkontribusi terhadap manfaat puasa.
Sedangkan
menurut beberapa penelitian lain, puasa dapat memperbaiki kolesterol darah.
Kadar kolesterol darah yang tinggi dalam jangka panjang akan menyumbat saluran
pembuluh darah dalam dentuk aterosklerosis (pengapuran atau pengerasan pembuluh
darah). Yang mana dari hasil panelitian ini dapat miningkatkan kolesterol darah
HDL, yang dikenal sebagai kolesterol darah baik karena dapat menurangi resiko
terkadinya aterosklerosis, sebesar 25 mg persen dan menurunkan lemak trgliserol
sekitar 20 mg persen. Lemak trigliserol merupakan bahan pembentuk kolesterol
LDL yang dikenal sebagai kolesterol jahat, karena memiliki sifat berlawanan
dengan HDL. Dengan puasa dapat mengurangi risiko terjadinya stroke.
BAB III
METODOLOGI
A. Jenis Penelitian
Sejalan dengan tujuan yang ingin diperoleh dalam penelitian
ini, maka jenis penelitian ini adalah Penelitian Penjelasan. Yang dimaksud
dengan Penelitian Penjelasan adalah Penelitian yang menyoroti hubungan antar
variable dengan menggunakan kerangka pemikiran terlebih dahulu, kemudian
dirumuskan dalam bentuk hipotesis.
B. Definisi
Operasional
Untuk memperjelas ruang lingkup penelitian ini, maka dari
masing-masing definisi Operasional dapat dijelaskan seperti berikut.
a.
Definisi Operasional
Merupakan suatu definisi mengenai variable yang dirumuskan
berdasarkan karakteristik-karakteristik variable tersebut yang dapat diamati.
Puasa adalah pangkal segala obat terutama dalam bidang
kesehatan baik jasmani maupun rohani, terapi kesehatan jiwa yang hakekatnya
adalah pengendalian diri serta kemampuan ini merupakan salah satu ciri utama
jiwa yang sehat, mengendalikan stress terutama dalam keadaan yang penuh tekanan
sehingga mereka tidak bisa merasakan
kehidupan yang damai dan tenang. Disinilah peranan puasa sebagai
pengendali stress. Minimal bisa membangkitkan energy mental agar bersemangat,
percaya diri dan optimis, sehingga bersikap pantang mundur serta selalu terpacu
untuk mencapai prestasi (Susetyo, 2008:16)
C. Sumber data
Adapun data yang dipergunakan yaitu :
a.
Data Primer
Adapun yang akan dijadikan subyek dalam penelitian adalah
Teman-teman dari Langgar “ NURUL JANNAH “ dimaksudkan untuk pengambilansampel
penelitian.
b.
Data Sekunder
Data penunjang dari data primer yang diperoleh melalui buku-buku
dan dokumen maupun lainnya yang berkaitan dengan permasalahan yang ada. Data
sekunder bersumber dari perpustakaan, dokumen-dokumen yang tersimpan di
lembaga-lembaga/Instansi yang umumnya berupa file-file di Pepustakaan Daerah
Kalimantan Timur.
D. Populasi Dan Sampel
Populasi didefinisikan sebagai kelompok subjek yang hendak
dikenai generalisasi hasil penelitian. Populasi penelitian ini adalah seluruh
warga yang ada disekitar Langgar “ NURUL JANNAH “. Sedangkan sampel adalah
bagian dari populasi. Artinya, sejumlah individu yang diambil dari populasi
atau dapat dikatakan objek yang sesungguhnya dari penelitian.
E. Teknik Pengumpulan
Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah :
a. Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara
pengumpulan data dengan melakukan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang
berlangsung. Metode ini digunakan untuk mengamati langsung keadaan
pemuda-pemuda di Langgar “ NURUL JANNAH “ dalam melakukan puasa.
b. Interview
Interview atau wawancara adalah percakapan yang dilakukan
dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu,
wawancara (interviwer) dan wawancara (Lexy, 2005: 186). Metode ini digunakan
untuk memperoleh informasi-informasi dari Ustadz dan pemuda-pemuda yang dapat
dijadikan sumber data tentang Khasiat Puasa Bagi Kesehatan Jasmani dan Rohani.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Manfaat
Ketika Ramadhan tiba, umat islam mendapatkan kesempatan
untuk berburu pahala sebanyak-banyaknya. Salah satunya ibadah wajib di bulan
ramadhan adalah puasa, yaitu menahan rasa lapar dan haus serta menahan hawa
nafsu dari terbitnya matahari sampai terbenamnya matahari.
Puasa di bulan ramadhan dilakukan selama 29-30 hari dan
berakhir pada tanggal 1 Syawal. Dibalik ibadah ini menyimpan berbagai macam
hikmah dan manfaat bagi diri kita, yaitu tentunya kesehatan jasmani dan rohani.
Kesehatan Jasmani berkaitan dengan kondisi badan kita secara
fisik, sedangkan kesehatan rohani berkaitan dengan hati atau mental kita.
Berikut Khasiat Puasa bagi kesehatan jasmani dan rohani.
Manfaat
Puasa Ramadhan bagi kesehatan rohani :
1. Pikiran lebih tenang dan tentram
“ Selama bulan puasa tingkah laku menjadi
lebih sabar dan tenang dalam menghadapi masalah .” (Ustadz Syarwani)
“ Pelaksanaan agama dalam
kehidupan sehari-hari dapat membentengi seseorang dari gangguan jiwa (mental)
dan dapat pula mengembalikan jiwa bagi orang yang gelisah. Karena kegelisahan dan
kecemasan yang tidak berujung pangkal itu, pada umumnya berakar dari ketidak
puasan dan kekecewaan, sedangkan agama dapat menolong seseorang untuk menerima
kekecewaan sementara dengan jalan memohon ridla Allah dan terbayangkan
kebahagian yang akan dirasakan di kemudian hari. “ Zakiah Daradjat (1995:78)
2. Intensitas Iman dan
ibadah meningkat
“
Selama di bulan ramadhan kegiatan beribadah menjadi meningkat terutama Shalat
dan mengaji .” (Ustadz Syarwani)
Manfaat Puasa Ramadhan bagi kesehatan jasmani :
1. Menyehatkan Ginjal
Fungsi
ginjal akan maksimal bila kekuatan osmosis urin mencapai 1000 sampai 12.000 ml
osmosis/kg air. Dengan kurangnya asupan air pada saat puasa maka target
tersebut dapat tercapai.
2. Mencegah Diabetes
Diabetes
disebabkan karena tingginya kadar gula dan kolesterol dalam tubuh. Dengan
berpuasa konsumsi gula dan makanan berlemak akan lebih terkontrol sehingga
dapat mencegah diabetes dan penyakit keturunan.
3. Mencegah Obesitas
Puasa
akan mampu mencegah obesitas karena saluran pencernaan dan usus akan lebih
bersih dari endapan sisa makanan. Jika pencernaan bersih maka sisa endapan yang menumpuk di perut
tidak ada sehingga membuat badan lebih sehat dan tidak memiliki berat badan
berlebih.
4. Baik untuk kesehatan
jantung dan pembuluh darah
Penyakit
Jantung merupakan penyakit yang ditakuti banyak orang. Penyakit ini telah
membunuh banyak orang karena adanya gaya hidup yang tak sehat. Untungnya dengan
berpuasa, kita akan membantu meningkatkan kesehatan jantung sehingga terbebas
dari resiko serangan jantung. Ketika berpuasa tubuh melakukan peningkatan HDL
dan penurunan LDL yang berdasarkan penelitian beberapa pakar akan sangat baik
untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah.
5. Mencegah penyakit
kronis
Puasa
menahan rasa lapar dan haus serta menahan amarah. Keadaan ini akan semakin
tenang sehingga dapat menurunkan kadar adrenalin dalam tubuh. Turunnya
adrenalin akan mencegah pembentukan kolesterol dan kontraksi empedu yang lebih
baik sehingga dapat mencegah timbulnya penyakit kronis seperti jantung coroner
dan stroke.
6. Mampu berpikir lebih
tajam dan kreatif
Puasa
membuat pikiran menjadi lebih tenang dan juga melambat, uniknya menurut
penelitian ternyata pikiran yang melambat ini membuatya justru bekerja lebih
tajam. Selain itu ditinjau dari segi insting, masalah rasa lapar adalah masalah
kelanjutan hidup sehingga wajar jika rasa lapar memaksa kita untuk berpikiran
lebih tajam dan kreatif.
7. Meningkatkan
kekebalan tubuh
dibalik
kewajiban menahan rasa haus dan lapar serta menahan hawa nafsu mulai dari
setelah waktu sahur sampai waktu maghri, puasa juga menyimpan banyak maslahat
bagi manusia. Manfaat puasa selain meningkatkan aspek rohani, juga meningkatkan
daya tahan tubuh serta meremajakan tubuh dari sel-sel yang telah mati.
8. Menyembuhkan nyeri
sendi
Sel
penetral alami dalam tubuh akan meningkat saat puasa. Dengan ini lambat laun
penyakit encok dan nyeri sendi akan menuju kesembuhan. Sebuah penelitain para
pakar menemukan adanya korelasi antara meningkatnya kemampuan sel penetral
(Pembasmi bakteri) dengan membaiknya radang sendi penyebab encok.
9. Menyembuhkan Penyakit Jiwa
Cott (Ancok & Suroso, 1995), seorang ahli jiwa bangsa Amerika,
menyebutkan bahwa pernah dilakukan eksperimen untuk menyembuhkan gangguan
kejiwaan dengan cara berpuasa. Eksperimen tersebut dilaku-kan oleh Dr. Nicolayev, seorang guru besar pada
The Moscow Psychiatric Institute. Subyek penelitian dibagi menjadi dua kelompok
yang sama besar baik usia maupun berat ringannya penyakit yang diderita.
Kelompok pertama diberi pengobatan dengan ramuan obat-obatan, sedangkan
kelompok kedua diperintahkan untuk berpuasa selama 30 hari. Hasil eksperimen
tersebut menyimpulkan bahwa pasien-pasien yang tidak bisa disembuhkan dengan
terapi medik ternyata bisa disembuhkan dengan cara berpuasa, selain itu
kemungkinan pasien untuk tidak kambuh lagi setelah 6 tahun kemudian ternyata
tinggi dengan terapi melalui puasa. Cott juga menyebutkan bahwa penyakit susah
tidur (insomnia), dan rasa rendah diri juga dapat disembuhkan dengan cara
melakukan puasa.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Puasa
sangat menyehatkan untuk tubuh dan dapat menjadi suatu metode detoksifikasi
(pembersihan darah) yang sangat baik. Abdul Mujib, M. Ag dan Jusuf Mudzakir,
Msi, dalam buku berjudul Nuansa-Nuansa Psikologi Islam, menulis dengan puasa
fisik seperti menahan lapar, minum, dan hubungan seksual, maupun puasa psikis
seperti manahan hawa nafsu dari mencuri, marah, dengki, iri hati, angkuh,
perilaku agrsif dan sebagainya, maka akan mengobati rasa sakit seseorang yang
bersemayam dihatinya.
B.
Saran
Masyarakat terutama para pemuda sebaiknya menjadikan puasa ramadhan ini
sebagai suatu kegiatan yang bermanfaat bagi kesehatan baik kesehatan jasmani
maupun kesehatan rohani, serta menjadikan diri kita menjadi lebih dekat kepada
Allah S.W.T.
Langganan:
Postingan (Atom)