BIOGRAFI THOMAS STAMFORD RAFFLES
DI INDONESIA
A. Riwayat Hidup
Sir Thomas Stamford Bingley
Raffles (lahir di Jamaica, 6
Juli 1781 – meninggal di London, Inggris, 5
Juli 1826 pada umur 44 tahun), Pada
1795, Seorang pria muda bernama Thomas
Stamford Raffles menerima pekerjaan pertamanya di East India Company
sebagai pegawai. Tapi dia belajar keras di waktu luang dan pada 1804, telah
diposting ke Penang (kemudian Prince of Wales Island) dan dipromosikan ke
Asisten Sekretaris Kepresidenan bahwa pulau Malaysia. Penguasaan-Nya atas
bahasa Melayu membuatnya sangat diperlukan untuk Pemerintah Inggris, dan ia
kemudian ditunjuk penerjemah Melayu kepada Pemerintah Inggris. Pada 1811, ia
kembali sebagai Gubernur Letnan Jawa, dan segera dipromosikan menjadi Gubernur
Bengkulu (sekarang Sumatera).
Sir Thomas Stamford Raffles adalah Gubernur-Jenderal Hindia
Belanda yang
terbesar. Ia adalah seorang warganegara Inggris. Ia dikatakan juga pendiri
kota dan negara kota Singapura. Ia salah seorang Inggris yang paling dikenal
sebagai yang menciptakan kerajaan terbesar di dunia. Stamford Raffles sangat terpesona oleh keragaman besar dari hewan
aneh dan tanaman dari Hindia Timur selama masa jabatannya di sana. Dia segera
dipekerjakan ahli zoologi dan botani untuk menemukan semua yang mereka dapat
tentang hewan dan tumbuhan di kawasan dan akan membayar asistennya keluar dari
kantong sendiri untuk mengumpulkan spesimen. Dia juga dihidupkan kembali dan
menjadi presiden Masyarakat Batavia yang aktif terlibat dalam studi sejarah
alam Jawa dan daerah sekitarnya. Dalam memoar tentang dirinya, istrinya Lady
Sophia Raffles, pengoleksi binatang juga menyebutkan, di antara spesies yang
indah seperti tapir, badak dan kijang. Dia menyebutkan bahwa di Inggris.
Raffles juga menyimpan beberapa hewan sebagai hewan peliharaan. Seekor anak
beruang juga dia besarkan dengan anak-anaknya dilaporkan sering bergabung
dengannya untuk makan malam, makan mangga dan minum sampanye.
Sir Thomas Stamford Raffles meninggal sehari sebelum
ulang tahunnya ke-45 di tahun 1826. Beberapa tahun sebelumnya, pada tahun 1821
dan 1822, ia memberikan kontribusi dua makalah dalam Transaksi dari Zoological
Society, London, dengan deskripsi dari beberapa 34 spesies burung dan 13
spesies mamalia, terutama dari Sumatra.
Stamford Raffles yang terkenal di kalangan
sejarah alam, sejumlah hewan dan tanaman telah dinamai untuk menghormatinya.
Mereka termasuk Megalaima rafflesi (Red-crowned Barbet), Dinopium rafflesii
(Olive-didukung Pelatuk) dan Chaetodon rafflesi (Butterflyfish berkisi-kisi).
Mungkin organisme yang paling khas bernama setelah dia akan Rafflesia, genus
tanaman parasit pada pohon-pohon palem yang ditemukan pada sebuah ekspedisi ke
hutan di Sumatera. Ini adalah endemik ke Asia Tenggara dan menghasilkan
terbesar dan mungkin di dunia yang paling spektakuler (abeit jahat berbau)
bunga.
B. Latar Belakang Keluarga
Ayahnya, Kapten Benjamin Raffles, terlibat dalam perdagangan budak di
Kepulauan Karibia, dan meninggal mendadak ketika Thomas baru berusia 15 tahun,
sehingga keluarganya terperangkap utang. Ia langsung mulai bekerja sebagai
seorang pegawai di London untuk Perusahaan Hindia Timur Britania, perusahaan dagang
setengah-pemerintah yang berperan banyak dalam penaklukan Inggris di luar
negeri. Pada 1805 ia dikirim ke pulau yang kini dikenal sebagai Penang, di negara Malaysia, yang
saat itu dinamai Pulau Pangeran
Wales.
Itulah awal-mula hubungannya dengan Asia
Tenggara.
C. Raffles Di Hindia-Belanda
Raffles
diangkat sebagai Letnan Gubernur Jawa pada tahun 1811, ketika Kerajaan
Inggris
mengambil alih jajahan-jajahan Kerajaan
Belanda dan
ia tidak lama kemudian dipromosikan sebagai Gubernur Sumatera, ketika Kerajaan
Belanda
diduduki oleh Napoleon Bonaparte dari Perancis.
Sewaktu
Raffles menjabat sebagai penguasa Hindia Belanda, ia telah mengusahakan banyak
hal, yang mana antara lain adalah sebagai berikut: beliau mengintroduksi otonomi
terbatas, menghentikan perdagangan budak, mereformasi sistem
pertanahan pemerintah kolonial Belanda, menyelidiki flora dan fauna Indonesia,
meneliti peninggalan-peninggalan kuno seperti Candi
Borobudur dan Candi
Prambanan, Sastra
Jawa serta
banyak hal lainnya. Tidak hanya itu, demi meneliti dokumen-dokumen sejarah
Melayu yang mengilhami pencarian Raffles akan Candi
Borobudur, ia
pun kemudian belajar sendiri Bahasa
Melayu.
Hasil penelitiannya di pulau Jawa dituliskannya pada sebuah buku berjudul: History of Java, yang menceritakan mengenai sejarah pulau Jawa. Dalam melakukan penelitiannya, Raffles
dibantu oleh dua orang asistennya yaitu: James Crawfurd dan Kolonel Colin
Mackenzie.
Istri Raffles, Olivia Mariamne, wafat pada tanggal 26
November 1814 di Buitenzorg dan dimakamkan di Batavia, tepatnya di tempat yang
sekarang menjadi Museum Prasasti. Di Kebun
Raya Bogor
dibangun monumen peringatan untuk mengenang kematian sang istri.
Kebijakan-kebijakan Raffles di Hindia-belanda meliputi
beberapa bidang :
1.
Bidang Birokrasi Dan
Pemerintahan
-Mengubah sistem
pemerintahan yang semula dilakukan oleh penguasa pribumi menjadi sistem
pemerintahan kolonial yang bercorak Barat.
-Sistem juri ditetapkan dalam pengadilan.
2.
Bidang Ekonomi Dan Keuangan
Petani diberikan kebebasan untuk menanam
tanaman ekspor, sedang pemerintah hanya berkewajiban membuat pasar untuk
merangsang petani menanam tanaman ekspor yang paling menguntungkan. Penghapusan
pajak hasil bumi (contingenten) dan sistem penyerahan wajib (verplichte
leverantie) yang sudah diterapkan sejak zaman VOC. Menetapkan sistem sewa
tanah (landrent) yang berdasarkan anggapan pemerintah kolonial.
Pemungutan pajak secara perorangan.
3.
Bidang Hukum
Sistem peradilan yang diterapkan Raffles
lebih baik daripada yang dilaksanakan oleh Daendels. Karena Daendels
berorientasi pada warna kulit (ras), Raffles lebih berorientasi pada besar
kecilnya kesalahan. Badan-badan penegak hukum pada masa Raffles sebagai
berikut:
1.
Court of Justice, terdapat pada setiap
residen
2.
Court of Request, terdapat pada setiap divisi
3.
Police of Magistrate
Kalo ente Copy Paste lebih baik diterakan sumbernya
BalasHapus